Minggu, 13 Januari 2019

Quran itu KUNO dan nggak up to date

Assalamualaikum warohmatulloh wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah dan sholawat salam untuk Nabi Muhammad.

Bagaimana mungkin Quran dikatakan tidak relevan dan tdk up to date alias kuno?
Sedangkan yang mengatakan tidak pernah mempelajari secara mendalam tentang isi kandungan Quran, kebanyakan dari mereka adalah yang membaca terjemahannya dan kemudian ditafsirkan menggunakan otaknya sendiri.

Ikhwan, seberapa besar kadar otak kita sampai berani2nya kita mengatakan Quran tdk relevan dg zaman?

Orang yang mengerti motor dan mobil yaitu org yg ahli bedah motor dan mobil. Orang yang mengerti soal handphone dan listrik, dia disebut ahli servis handphone dan listrik. Orang yang pandai dalam pekerjaan bangunan dan gedung, dia disebut ahli bangunan.

Begitu juga dengan Quran dan hadist, ana, antum, kita, tdk akan mendapat petunjuk Quran dan hadist jika kita tdk menjadi ahlinya terlebih dahulu, bagaimana menjadi ahlinya? Ya belajar akhi, datangi kajian2 ilmu, kurangi maksiat scara maksimal, krjakan ilmu2 itu scara maksimal.

Tidak kah anda iri dg orang yang (maaf) buta, dia mampu menghafal Quran dg kebutaannya? Lalu bagaimana dengan mata kita yg jelas dalam melihat? Sudah kita pakai apa mata ini? Ingat, nanti diaherat akan ditanya, "matamu mbek gae opo?"

Lalu bagaimana dg telinga, knpa tdk kau dengarkan itu murottal Quran, murottal hadist? Kenapa malah kau gunakan mendengarkan musik, yg demi Allah musikmu itu mengeraskan hatimu dan otakmu.

جاء الحقّ وزهق الباطل
Kalau yang baik datang, mustinya yang batil hilang dari dalam dirimu.

Bagaimana mungkin ad orang ingin menghafal Quran, ingin mnghafal hadist, ingin punya ilmu, ingin jd sholih, ingin rajin beribadah, ingin sunnah, tp dia masih memelihara keburukan2 didalam dirinya?

Ndak bisa, konsepnya kalo ingin datang kebaikan, keburukan musti dibuang, cuci dulu hatimu, dari benci kpd org, dr marah, dr buruk sangka, dr iri, dari dusta, cuci semuanya, berkomitmenlah utk tidak berdosa lagi, kemudian isi dg kebaikan2 kedalam dirimu.

Kuncinya, Qs.Al-Baqoroh ayat 282, diujung ayatnya:
واتقواالله ويعلمكم الله
Tingkatkan ketakwaanmu kepada Allah, nnti ilmumu akan ditambah oleh Allah.

Tugas kita nambah takwa, tugas Allah nambah ilmu kita.
Carger terus iman kita dengan duduk dalam majlis2 ilmu, carger terus iman kita dengan mendengarkan murottal, dg membaca Quran, menghafal Quran, sholat2 sunnah, carger carger carger.

Sampai kita bisa merasakan nikmatnya sholat, sampai kita bisa merasakan nikmatnya baca Quran, nikmatnya beribadah, nikmatnya iman, nikmatnya hidup dalam naungan sunnah, nikmatnya mati dalam keadaan husnul khotimah.

Ukurannya,
Ibadah itu musti dipaksakan.
Maksiat itu perlu ditanyakan, "kalau tidak maksiat, kenapa? Beginikah, beginikah, beginikah?
Jika tidak, lalu kenapa kita musti maksiat?

Manusia itu mahluk yang berdosa, tdk sengaja saja kita berdosa, apalagi yang sengaja. Jadi, sudah cukup kita punya dosa yg tdk qt sengaja, istigharilah... dan tdk perlu kita tmbah saldo dosa kita dg melakukan dosa2 yang kita sengaja.

Jika tidak mampu berlomba dengan orang sholih dalam ibadah, berlombalah dengan pendosa dalam memohon ampun kepada Allah atas semua dosa2 kita.

Hadza wallahu a'lam
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Jumat, 11 Januari 2019

Jangan pernah mendzolimi orang sholih, kamu akan dimusuhi Allah

Bismillahirrohmaanirrohim
temen2 yang dirahmati Allah,
Siapa sih kita?
Bagaimana kondisi ketaatan kita kepada Allah? Sudahkah 100% ketakwaan kita kepada Allah?

Terkadang kita mengaku islam, mengaku punya iman, mengaku cinta dengan Allah dan Rosululloh shollallahu alaihi wasallam. Tapi, mendengar adzan kita cuek, pura2 tuli tidak menjawabnya, bahkan tidak tergerak pun untuk segera pergi ke masjid memenuhi panggilannya. Kita mengaku ummat Rosululloh, tp kita malas betul mengerjakan sunnah. Kita mengaku muslim, tp dengan simbol2 muslim kita risih, bawa Quran kemana2 merasa malu, takut riya', bawa pakaian muslim malu, bahkan mengatakan org lain sok sholih, nunjuk2in keislamannya, memakai cadar risih, bahkan mengatakan saudaranya yg makai cadar dg sebutan ninja, teroris. Siapa sih kita sebenernya? Sudah muslimkah kita? Lalu jika kita mengaku muslim, mengapa kita malah memusuhi saudara kita seiman? dia salah apa ke kita? Dia menyakiti kita kah? Dia memukul kita kah? Dia mendzolimi kita kah? Kalau tidak, kenapa kita musti mendzolimi mereka.

Jangan merasa sombong akhi, ukhti, jika mereka dengan amal sholihnya, dg sunnah yg dilakukannya, dengan ilmu yg Allah titipkan padanya belum tentu mereka masuk ke syurga, lantas bagaimana dengan diri kita sendiri yang sholat saja masih terpaksa, sholat krna uang, sholat krn pujian, atau sholat malas2an, tdk tepat waktu, belum tergetar hati kita jika ada adzan, lalu bagaimana dg bacaan Quran kita, bagaimana dg hadist yg kita kuasai, bagaimana dg ilmu agama kita, kalau mereka saja belum tentu masuk syurga, bagaimana dg kita yg serba kekurangan ini?

Jangan pernah mendzolimi orang sholih, jangan pernah mendzolimi org yg dekat dengan Allah, jangan pernah menggunjing, menjelekan, menfitnah, mencari kesalahan orang2 yang dekat dengan Allah. Karena demi Allah, jika antum menyakiti dan mendzolimi kekasih Allah, sama saja antum menyakiti Allah.

Kalau tidak membenci, kenapa?
Kalau kita membenci, apa yang kita benci darinya?
Kalau bisa mencintai kenapa harus membenci?
Sesama muslim seharusnya haram berburuk sangka akhi, apalagi dengan orang sholih, dengan orang yang dekat dengan Allah.
Istaghfiruu robbakum.
Hadza wallahu a'lam..